Al Mahabbah (Cinta)
Oleh: Anas Dliyaul Muqsith, Lc*
Imam
Ibnu Taimiyah berkata : ((cinta itu menjadi dasar dari segala tindakan dan
aktifitas yang baik atau yang buruk, dan cinta juga merupakan dasar dari moral
atau aklak serta yang lainya, sedangkan dasar dari cinta agama adalah kecintaan
terhadap Rosulullah SAW dan Allah SWT, sebagaimana dasar dari argumentasi Agama
adalah pembenaran terhadap Allah dan Rosul-Nya, maka pembenaran dengan cinta
itu merupakan dasar dari iman)).
Cinta menjadi dasar dari segala aktifitas dan
pergerakan yang ada di jagad raya ini, sebagaimana kebencian itu menjadi sebuah
penghalang dan perisai terhadap semua yang terjadi padanya dan segala materi
atas kebencian tersebut, dan kebencian merupakan dasar dari sebuah pengingkaran
dan ketidakpatuhan.
Maka
di saat cinta Allah SWT merupakan dasar dari kesolehan dan aplikasi moral yang
di situ menjadi tiang perputaran moral, dan dengan kesempurnaan dari cinta
itulah moral dan agama menjadi sempurna pula, dan dengan kurangnya rasa cinta
maka ketauhidan seseorang juga akan dianggap berkurang.
Dalam
sebuah ayat Al quran Allah berfirman tentang Mahabbah :
ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله ( البقرة :
165)
Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Kecintaan
semacam ini adalah sebuah kecintaan yang akirnya akan mengalahkan kecintaan
terhadap Allah, seharusnya manusia harus tahu bahwa kecintaan yang hakiki dan
abadi itu adalah kecintaan terhadap Allah dan tidak boleh ada cinta cinta
diluar kecintaan yang dilatar belakangi selain Allah, terkadang masih didapati
kecintaan terhadap hal yang lain dalam setiap ritual dan religiusitas kemudian
dalam ritul tersebut masih bisanya berselingkuh dari Allah dengan cinta makluk
dan lainya.
![]() |
| sumber gambar: http://www.wasatiyyah.my |
Maka dari itu sebuah kecintaan pula lah yang mendasari seorang sufi wanita yang sangat terkenal yaitu Robiah Al adawiyah untuk menolak pinangan dari seorang ulama untuk menikah, dengan dalih dia takut cintanya pada makluk akan mengalahkan cintanya pada Kholiq serta memalingkan-Nya karena dia tersibukan dengan kewajiban seorang istri pada suami, kecintaan pada makluk atau menggumi makluk baginya hanya sebuah ilusi dan halusinasi yang akan mengalahkan laku spiritualnya yang tinggi.
Dan
ini merupakan tandingan dalam cinta bukan dalam penciptaan atau ketuhanan
karena Tiada makluk apapun yang mampu menandingi Allah dalam penciptaan dan
ketuhanan beda dengan tandingan dalam masalah cinta, karena kebanyakan seorang
hamba yang ada dibumi ini banyak menjadikan selain Allah sebagai tandingan
dalam segi cinta dan pengagungan.
Maka
jikalau cinta dan kehendak menjadi dasar dari setiap pergerakan aktifitas, maka
yang paling besar adalah kecintaan pada Allah dan kemauan atau kesadaran untuk
laku laku yang berlandaskan Allah dalam setiap ritual ibadah dan penyembahan dengan
mentiadakan entitas entitas yang lain di luar entitas dan karakter Allah, karena
tiada apapun yang menyekutui Allah dikarenakan Allah adalah dzat yang kompleks
lengkap dengan apa yang dimiliki-Nya untuk semua kebutuhan makluk.
Agama
merupakan representasi dari aktifitas yang nampak, sedangkan cinta dan kemauan
itu menjadi dasar dari semuanya. Agama adalah sebuah ketaatan, ritual dan
moral. Agama adalah sebuah konsistensi dalam ketaatan yang diperlukan yang
menjadi sebuah kebiasaan dan moralitas.
(bersambung)
(bersambung)
*Pengajar di Al-Nahdlah


0 comments: