Pro-Kontra Perayaan Maulid Nabi
Ditulis oleh:
![]() |
| Lintang Radya Mahdendra Siswa MTs Al-Nahdlah Kelas IX |
Semarak Maulid
Nabi dewasa ini, sudah menyebar di berbagai belahan dunia. Mulai dari Jazirah
Arab seperti Ajazair dan Mesir, sampai negara-negara di Asia seperti Brunei dan
Indonesia. Namun,ada beberapa negara yang melarang warganya merayakan Maulid
Nabi S.A.W. Salah satunya adalah Arab Saudi. Para ulama Wahabi dan pemerintah
Arab Saudi melarang warganya merayakan Maulid. Hal ini dikarenakan Rasulullah
sendiri tidak pernah merayakan atau menganjurkannya. Dalam sebuah Riwayat disebutkan,
“Janganlah kalian mengada-ada soal agama (bid’ah) karena itu tak akan diterima.
”
Ditinjau dari segi politik, pemerintah
Arab Saudi sebenarnya takut karena perayaan Maulid melibatkan semua lapisan
masyarakat, sehingga tidak menutup kemungkinan akan jadi ajang kritik dan unjuk
rasa terhadap Pemerintah. Hal ini bisa membahayakan masa depan kerajaan Arab
Saudi. Oleh karena itu, pemerintah Arab Saudi langsung setuju dengan pendapat
para ulama Wahabi tentang pelarangan perayaan Maulid. Sebenarnya, warga Arab
Saudi masih banyak yang merayakan Maulid secara kecil-kecilan.
Maksud sebenarnya dari perayaan
Maulid adalah mengagungkan dan menghormati Rasulullah S.A.W. Maka, Rasulullah
pasti akan senang jika umatnya masih menjunjung tinggi dan menghormati
Rasulullah sebagai panutan hidup.
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi
sudah menjadi tradisi rutin tahunan. Salah satu penyebabnya adalah karena Islam
masuk ke Indonesia dengan berakulturasi dengan budaya setempat. Maka tak heran
jika perayaan maulid sudah menjadi satu dalam kehidupan masyarakat lokal. Dalam
penanggalan jawa kuno bahkan mengunakan
nama “mulud” sebagai pengganti nama bulan Robi’ul Awal karena diilhami
dari kata “Maulid”.
Pada beberapa tempat di Indonesia, masjid, mushola, majlis ta’lim, dan pondok pesantren berlomba untuk merayakan maulid dengan berbagai cara. Ada yang memangil ustadz, kyai, atau syekh untuk mengisi tausyiah, ada yang dengan lomba pidato, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukan bahwa perayaan maulid di Indonesia tak pernah surut semaraknya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan “Abu Hanifah
bertanya pada Rasulullah: Ya Rasul, mengapa engkau berpuasa pada hari senin?.
Rasulullah menjawab: Karena pada hari senin aku di lahirkan. Dari
riwayat tersebut kita tahu bahwa Rasulullah juga “merayakan” hari lahirnya
dengan berpuasa pada hari senin. Para ulama Sunni yang diwakili Yusuf Qardhawi
berpendapat bahwa jika rasul “merayakan” hari lahirnya, mengapa umatnya tidak
boleh ikut “merayakan” dengan hal-hal yang postif? Namun para ulama wahabi yang
diwakili Syekh Fauzan Ali Fauzan berpendapat bahwa hal itu adalah kekhususan
untuk Nabi seperti wajibnya shalat tahajjud untuk Nabi.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya
jika kita menjunjung tinggi Rasulullah melalui acara perayaan maulid nabi. Hal
ini sudah dilakukan semua lapisan masyarakat setiap tahun di Indonesia dengan
selalu gembira dalam menyambut maulid Nabi dan menyemarakannya
Perayaan Maulid di Indonesia
kebanyakan diisi dengan sholawat, syair yang indah tentang perjuangan Nabi dan
masih banyak lagi. Sebenarnya, tidak para hadirin saja yang mendengar lantunan
sholawat dan syair tersebut. Nabi pun juga mendengar itu dan merasa sangat
gembira. Adalah hal yang baik jika kita
membuat Nabi kita Muhammad SAW merasa gembira.
Maulid nabi sendiri, sebenarnya
tidak boleh hanya diartikan sebagai perayaan yang selalu ada setiap tahun saja.
Tapi dimaknai dengan cara meneladani sifat-sifat Rasulullah S.A.W . Jika sifat
ini ditanamkan dan dipraktekan dari orang fakir sampai presiden, maka bukan
tidak mungkin negeri kita kita akan menjadi sejahtera dan makmur
Bulan ini, orang yang berpredikat sebagai
“orang paling berpengaruh di dunia” yaitu Rasulullah SAW lahir. Maka janganlah
kalia terputus dari sholawat karena sholawat akan menjadi penyejahtera hidup
kalian di dunia dan akhirat.
*Ditulis oleh



0 comments: