Maulid Nabi sebagai Ajang Meneladani Kepribadian Rasulullah SAW
Oleh: Ahmad
Wevi Alaika Rijaldi*
Perayaan Maulid
Nabi Mauhammad saw bermakna meneladani jejak sunah Rasul yang telah di
wariskannya. Beliau adalah teladan hidup yang banyak kebaikan dalam rangkaian
keindahan hidup. Keteladanan yang akan senantiasa layak diikuti oleh setiap
generasi, dari generasi sekarang maupun yang akan datang. Perjalanan sejarah
hidup beliau melalui beberapa fase yang penuh kemandirian dan perjuangan, semua
perjalananya juga dihiasi dengan keluhuran sikap dan ketinggian budi pekerti.
Rasulullah yang lahir sebagai seorang yatim yang kemudian mampu menunjukkan
berbagai hal tersebut di atas semenjak masa kanak-kanakannya.
Menurut berbagai
riwayat, pada masa remajanya Muhammad yang tinggal bersama pamannya melakukan
pekerjaan yang biasa di lakukan oleh mereka seusianya. Beliau memulai
mentalitas wirausahanya dengan menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di
masa kanak-kanakannya. Dengan menjadi pengembala beliau mendapatkan upah guna
meringankan sedikit beban tanggungan pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak
berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.
Sebagai anak muda
yang jujur dan punya harga diri, beliau sama sekali tidak suka berlama-lama
menjadi tanggungan pamanya yang memiliki beban keluarga besar. Sebuah pekerjaan
yang kemudian mengantarkan beliau untuk lebih banyak merenung dan berfikir
tentang kondisi kaumnya yang saat itu sedang berada dalam kejerumusan masa jahiliyah,
yaitu: menyembah berhala, minum minuman keras, menjalankan riba serta berbagai
macam kesenangan dan hiburan sepuas-puasnya dan tidak menarik minat Muhammad
sedikitpun.
Jiwa bersihnya
yang selalu mendambakan kesempurnaan menyebabkan beliau menjauhi foya-foya, yang
bisa menjadi sasaran utama penduduk Mekkah. Beliau mendambakan cahaya hidup
yang akan lahir dalam segala manifestasi kehidupan, dan yang akan dicapainya
hanya dengan dasar kebenaran. Kenyataan ini dibuktikan dengan julukan yang
diberikan orang kepadanya dan bawaan yang ada dalam dirinya. Itu sebabnya,
sejak masa kanak-kanak gejala kesempurnaan, kedewasaan dan kejujuran hati sudak
tampak, sehingga penduduk Mekkah semua memanggilnya Al-Amin (yang dapat di
percaya).
Dalam usia
mudanya, jiwa enterprenuershipnya semakin kuat karena sejak usia 12 tahun telah
mengikuti perjalanan bisnis pamannya ke Syiria, Jordan, dan Lebanon. Ketika menginjak
dewasa dan menyadari bahwa pamanya memiliki beban yang harus diberi nafkah, beliau
mulai berdagang sendiri di Mekkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai dalam
skala kecil yang bersifat pribadi. Beliau membeli barang-barangnya dari pasar
lalu menjualnya pada orang lain. Muhammad adalah seorang pemuda miskin yang
memulai bisnisnya dari tahap awal. Terkadang bekerja untuk mendapatkan upah,
terkadang sebagai agen untuk pebisnis kaya di kota Mekkah. Sampai akhirnya
kemudian beliau menjadi pedagang yang sukses. Semua itu bekat kerja keras,
keuletan dan tentu saja kejujuran beliau. Maka dalam Maulid nabi ini kita harus
meneladani kepribadian Rasulullah saw dan mempraktekkanya dalam kehidupan
sehari-hari, dan semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Aminnnn....
*Siswa MTs Al-Nahdlah tingkat IX



0 comments: