Sejarah
Pondok Pesantren
al-Nahdlah, masyarakat biasa juga menyebutnya dengan Al Nahdlah Islamic
Boarding School adalah Lembaga Pendidikan Islam dengan sistem pembelajaran yang
terintegrasi antara pendidikan umum dan agama. Berdiri pada 1997 oleh aktivis
muda pendidikan: Dr. Hilmi Muhammadiyah, Dr. Asrorun Niam Sholeh, Sulthan
Fatoni, M.Si., Abdullah Masud, S.Pdi, Ridwan Taiyeb, S.Pd, dan Khoirul Hadi
Nasution, S.Ag.
Al-Nahdlah
menggabungkan kekuatan tradisi Islam dengan kemajuan keilmuan kontemporer.
Sehingga santri diharapkan mempunyai kemampuan yang berbasis karakter.
Nilai-nilai kepesantrenan ditanamkan secara kuat dengan pola keteladanan. Di
sisi lain santri diakrabkan dengan keilmuan kontemporer dengan cara pengayaan
literatur dan praktik. Memasuki satu windu, al-Nahdlah membatasi sejumlah 200
santri putra-putri untuk memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal.
Berawal dari obrolan ringan para
aktivis muda Nahdlatul Ulama yang berbasis di Ibukota, yang berhasrat untuk
mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam berasrama yang mampu menggabungkan
metode modern dan salaf dalam sebuah lingkungan pembelajar (Learning
Environment) yang kondusif, akhirnya sepakatlah 6 pemikir muda NU yaitu Dr.
Hilmi Muhammadiyah, Dr. Asrorun Niam Sholeh, Sulthan Fatoni, M.Si., Abdullah
Masud, S.Pd.I, Ridwan Taiyeb, S.Pd, dan Khoirul Hadi Nasution, S.Ag. untuk
benar-benar merealisasikan tujuan mulia itu, dan saling berkorban demi
memperjuangkan kesepakatan bersama.
Di atas tanah bertumbuhkan ilalang,
2005 silam sebuah gedung mulai dibangun, gedung yang merupakan buah hasil
pemikir-pemikir muda NU dalam wadah yayasan yang mereka beri nama eLSAS (Lembaga
Studi Agama dan Sosial) yang eksis mengkaji masalah-masalah agama dan sosial
sesuai dengan namanya. Nama Al-Nahdlah pun dipilih sebagai langkah
kebangkitan sebuah pendidikan yang mampu bersaing di zaman global ini, selain
itu nama Al-Nahdlah juga dinisbatkan kepada NU. Model pembelajaran yang
terintegrasi (Integrated Learning System) antara pendidikan umum dan
agama menjadi wacana utama madrasah dan pondok pesantren ini, dengan
moto “Center of Excellence” (Pusat Keunggulan).
Di
atas sebidang tanah berukuran _ m x _ m yang terletak di pelosok kota Depok,
tepatnya di kelurahan Pondok Petir, Bojongsari
Di awal Agustus 2006, MTs. Al-Nahdlah
mulai mengadakan proses pembelajaran, walaupun dengan sarana dan prasarana yang
masih terbatas. Generasi awal siswanya berjumlah ___ siswa, ___ putra dan ___
putri yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Di tahun berikutnya,
rekrutmen peserta didik MTs. Al-Nahdlah menjadi lebih selektif. Hanya siswa
yang mempunyai keunggulan akademis sajalah yang diutamakan, dan itupun dibatasi
hanya 25 orang. Hal ini ditunjang dengan pemberian beasiswa penuh selama tiga
tahun masa pembelajaran di MTs Al-Nahdlah. Rekrutmennya pun tersebar di seluruh
nusantara. Mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Dengan bermodal tekad dan semangat keilmuan yang tinggi, akhirnya tahun-tahun
berikutnya pun Al-Nahdlah mulai menjadi madrasah maupun pesantren yang pantas diperhitungkan
di Kota Depok dengan berbagai macam torehan prestasi.
Setelah menghasilkan lulusan
perdananya, dan ternyata alumninya memiliki kelebihan tersendiri serta menjadi
siswa yang unggul di lingkungannya, akhirnya Madrasah Aliyah Al-Nahdlah pun
didirikan. Bermodal alumni MTs yang memilih untuk meneruskan masa studinya di
Al-Nahdlah, lambat laun MA Al-Nahdlah pun mulai berkembang, dan tahun 2013
mendatang, merupakan tahun kelulusan awal siswa MA Al-Nahdlah.
Kita
bisa membedakan antara orang yang sudah sangat mengenal Al-Nahdlah dan yang
belum. Itu terlihat dari cara mereka melafalkan nama Al-Nahdlah. Orang yang
sudah paham betul dan pernah memiliki ikatan dengan Al-Nahdlah pasti akan
melafalkan sesuai lafadz Arabnya (النهضة)
an-nahdhoh, meskipun secara EYD kurang tepat. Dan orang yang tidak
melafalkan seperti di atas, pasati hanya sekedar tahu saja. Coba buktikan!
teliti kembali sejarah yang belum terungkap sperti jumlah santri dan tanggal pembangunan ataupun yang lainnya
ReplyDeletebener tu kata kak heri
ReplyDeleteadminnya mana sih? kok gak diupdate2 dah! itu foto bangunannya perlu diganti!~
ReplyDeleteAjarin saya bikin web,
ReplyDeletekeren pesantren nya nich
ReplyDeletekeren pesantren nya nich
ReplyDeleteSekarang, berapa biaya masuknya
ReplyDelete